Presiden Rodrigo Duterte pada Selasa meminta Komisi Pemilihan Umum (Comelec) memberi ruang bagi para kandidat untuk berkampanye di tengah pandemi COVID-19.
“Saya ingin mengingatkan Comelec bahwa Anda harus benar-benar memberikan ruang kepada para kandidat dan modalitas apa pun di sana karena tidak akan pernah ada pemilihan tanpa kampanye,” kata Duterte dalam Talk to the People mingguannya.
“Beberapa kandidat tidak mampu membayar biaya penayangan TV,” kata Presiden.
“‘Yan ang problema ng Comelec kung papayagan nila tayong mag-assemble karena kita tidak bisa berkampanye hanya dengan berteriak di satu sudut. Harus ada tempat yang mungkin akan membatasi kehadiran atau jumlah orang di sana,” tambahnya.
Juru bicara Comelec James Jimenez pada hari Rabu mengatakan badan jajak pendapat setuju dengan Duterte, dan akan mengizinkan kampanye langsung bahkan di tengah pandemi.
“Kami setuju dengan itu. Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, kami akan mengizinkan kampanye tatap muka, ‘kampanye fisik,'” kata Jimenez dalam sebuah wawancara di GMA News’ Unang Balita.
(Kami setuju dengan itu. Seperti yang kami katakan sebelumnya, kami akan mengizinkan kampanye langsung atau kampanye fisik.)
Aturan akan segera dikeluarkan untuk kampanye tatap muka, katanya.
“Jadi kami akan memiliki aturan yang akan mengatakan berapa banyak yang dapat berpartisipasi dalam kampanye kampanye tergantung pada tingkat siaga di tempat tertentu,” kata Jimenez.
(Jadi kami akan memiliki aturan yang akan menentukan berapa banyak yang dapat berpartisipasi dalam kampanye, tergantung pada tingkat siaga di tempat tertentu.)
“Jadi ternyata kalau di sana tingkat siaganya ketat, yang bisa ikut unjuk rasa lebih sedikit. Kalau lebih santai, akan lebih banyak lagi,” tambahnya.
(Jadi misalnya, tingkat siaga di area tertentu lebih tinggi, lebih sedikit orang yang diizinkan menghadiri rapat umum. Jika tingkat siaga lebih rendah, maka lebih banyak yang bisa hadir.)
Mengenai kegiatan pra-kampanye para calon seperti karavan dan kunjungan ke provinsi-provinsi yang mungkin menjadi acara super spreader COVID-19, Jimenez mengatakan ini bukan di bawah yurisdiksi Comelec.
“Itu kita pantau. Yang miris itu bukan kewenangan Comelec karena masa kampanye belum masuk. Ini masih Februari. [ang umpisa],” dia berkata.
(Kami telah melihat itu [events on TV]. Yang menyedihkan, peristiwa itu bukan kewenangan Comelec karena masa kampanye belum dimulai. Ini akan dimulai pada bulan Februari [2022].)
“Jadi kami memanggil LGU dan IATF. Karena sejujurnya, merekalah yang memegangnya sekarang. Itu dalam kekuasaan mereka. Jadi jika ada yang harus tunduk di sana, mereka ada,” kata juru bicara Comelec.
(Makanya kami menghimbau kepada unit-unit pemerintah daerah dan Satgas Antar Instansi Penanganan Emerging Infectious Diseases. Sebenarnya ini [events] berada di bawah yurisdiksi mereka. Jadi jika ada seseorang yang harus memanggil mereka, itu adalah mereka.)
Jimenez juga mengatakan pemberian bantuan tunai oleh para calon belum bisa dianggap sebagai pembelian suara karena lagi-lagi masa kampanye belum dimulai.
“Belum [‘yan vote buying]. Lagi-lagi karena mereka belum resmi menjadi calon. Belum ada calon yang naik ke jenjang calon resmi karena masa kampanye resmi belum dimulai,” jelasnya.
(Itu belum dianggap sebagai pembelian suara. Lagi-lagi karena mereka belum resmi menjadi calon. Belum ada calon yang naik ke tingkat calon resmi karena masa kampanye resmi belum dimulai.)
Bulan lalu, calon presiden Senator Manny Pacquiao mengakui bahwa dia membagikan uang di sebuah acara di Batangas tetapi membantah bahwa itu adalah pembelian suara. Acara ini menarik banyak orang, membuat polisi setempat kewalahan. —KG, Berita GMA
Posted By : data pengeluaran hk