Kerangka kerja logam-organik (MOFs) telah menarik perhatian luas dalam konstruksi metode deteksi kolorimetri karena modifikasinya yang mudah dan kepadatan situs aktif yang tinggi. Namun, sebagian besar sensor kolorimetri yang dilaporkan berdasarkan MOF hanya menunjukkan aktivitas nanozim tunggal. Di sini, prisma heksagonal Cu MOFs dengan asam fumarat sebagai ligan (Cu FMA) diverifikasi aktivitas enzim bifungsionalnya, yaitu aktivitas seperti lakase dalam kondisi basa (pH = 8) dan aktivitas seperti peroksidase dalam kondisi asam (pH = 4). Spesifisitas Cu FMA di bawah pH yang berbeda dapat disebabkan oleh adanya pusat aktif Cu + yang diperkenalkan oleh reduksibilitas FMA yang lemah. Pada pH = 8, pusat aktif Cu+ bermanfaat untuk memisahkan ikatan H O senyawa fenolik untuk sistem lakase. Sebaliknya, disosiasi H O melemah pada pH = 4, yang mendorong pemutusan ikatan OO H2O2 sebagai reaksi mirip Fenton untuk sistem peroksidase. Berdasarkan aktivitas enzim ganda, sensor Cu FMA menunjukkan kemampuan deteksi yang luar biasa terhadap epinefrin dan glukosa dengan kisaran linier 2,7-54,6 M dan 0,01-0,8 mM, dan batas deteksi masing-masing 1,1 M dan 2,28×10-7 M. Sensor kolorimetri Cu FMA dapat diterapkan untuk mendeteksi dan mengukur glukosa dan epinefrin dalam sampel serum manusia. Pekerjaan ini membuka jalan bahwa Cu MOF digunakan sebagai dasar untuk secara rasional mengatur aktivitas nanozim ganda dan mewujudkan aplikasi multifungsi dalam kondisi yang sepenuhnya independen.
Posted By : angka keluar hongkong