Selain “wanita kulit hitam”, seorang wanita muda diduga terganggu oleh suara-suara seperti “sepeda roda tiga” yang membunyikan klakson dan menabrak rumah neneknya di Cabanatuan tetapi dia tidak bisa melihat apa-apa. Ketika peneliti paranormal Ed Caluag menyelidiki, dia menemukan penyebab suara-suara tersebut. Temukan.
Dalam acara “Dapat Alam Mo!”, Thaddea Faye Quijano, 21 tahun, mengatakan bahwa dia melihat seorang wanita misterius berjalan di sekitar rumah mereka.
Suatu ketika ketika dia sedang tidur, makhluk aneh tiba-tiba menarik kakinya.
“Dia menarik kakiku. Lalu dia sangat senang sehingga dia ingin membawaku,” kata Quijano. “Ketika saya demam, saya pergi ke rumah sakit, sampai mereka memadamkan lilin, dan saya melihat seorang wanita kulit hitam.”
Namun, Quijano juga takut dengan suara misterius di dalam rumah mereka yang tampaknya seperti suara roda tiga yang bergerak dan klakson.
“Nenek saya mengatakan kepada saya bahwa itu adalah sepeda roda tiga yang selalu mereka lihat atau lihat, yang tiba-tiba melewati CR. Sebenarnya saya bisa mendengarnya, lalu tiba-tiba saya mendengar seperti… ada sesuatu yang akan menabrak dinding yang berisik banget. Lalu tiba-tiba ada yang membunyikan klakson,” ujarnya.
Menurut Quijano, orang-orang yang tinggal di rumah itu sudah lama merasakan apa yang tampaknya seperti kecelakaan sepeda roda tiga.
Ketika peneliti paranormal Ed Caluag memeriksa rumah tersebut, dia mengkonfirmasi keberadaan wanita misterius tersebut.
Namun menurut Caluag, apa yang didengar atau dirasakan Quijano adalah kenangan masa lalu.
“Kalau kita kembali ke masa lalu, cerita tentang itu berjalan kaki, ada hubungannya dengan masa perang. Mungkin daerah ini disembunyikan oleh Jepang atau orang-orang selama perang,” kata Caluag.
“Itu barang-barang yang jatuh, itu kenangan zaman Jepang, barang-barang apa yang mereka tumpuk di sana,” tambah Caluag.
Jonathan Yala membenarkan, Brgy. Sekretaris Kalikid Sur, yang diberitahu oleh kakek-nenek mereka bahwa tempat mereka berfungsi sebagai garnisun atau penjara bagi Jepang selama perang.
“Hampir banyak tentara atau gerilyawan Filipina, Amerika dan juga Jepang tewas di sini di daerah kami,” kata Yala.
Menurut Caluag, tempat ini kaya akan kenangan masa lalu.
“Ini adalah peristiwa yang terjadi di masa lalu yang terulang kembali. Ini adalah kenangan yang tidak bisa dipatahkan. Secara keseluruhan tidak perlu takut karena tidak sakit, karena itu hanya kenangan,” jelas Caluag. —FRJ, Berita GMA
Posted By : togel hongkonģ